Connect with us

habarbalangan

Si Cabe Pedes: Inovasi Percepatan Evaluasi APBDes di Kecamatan Juai

Published

on

Balangan, habarbalangan.com – Evaluasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) di Kecamatan Juai kerap mengalami keterlambatan, baik dalam proses perbaikan maupun pencairan dana. Untuk mengatasi hal ini, Inovator Feri Arianti memperkenalkan inovasi Si Cabe Pedes (Evaluasi Cepat Berkolaborasi dengan Pemerintahan Desa), sebuah terobosan untuk mempercepat proses evaluasi APBDes.

Menurut Feri Arianti, selama ini proses evaluasi di tingkat kecamatan masih menemui kendala, terutama minimnya partisipasi, komunikasi, dan informasi antara pemerintah desa dan tim evaluasi. Hal ini berdampak pada keterlambatan dalam perbaikan hasil evaluasi, sehingga pencairan dana desa maupun alokasi dana desa ikut tertunda.

“Kami menemukan bahwa keterlambatan dalam perbaikan hasil evaluasi berdampak langsung pada keterlambatan pencairan dana. Padahal, ini bukan semata-mata kesalahan pemerintah desa, tetapi juga disebabkan oleh hambatan di tingkat kecamatan dan kabupaten,” ujarnya, Senin (24/3/2025).

Feri menambahkan, sistem evaluasi sebelumnya hanya melibatkan tim khusus dari SKPD kecamatan, tanpa adanya komunikasi langsung dengan pemerintah desa. Akibatnya, desa mengalami kesulitan dalam memahami perbaikan yang harus dilakukan, sehingga proses revisi bisa memakan waktu lebih dari tujuh hari.

Melalui inovasi Si Cabe Pedes, proses evaluasi dilakukan secara kolaboratif dan tatap muka langsung dengan desa. Dengan pendekatan ini, komunikasi menjadi lebih efektif, informasi dapat tersampaikan dengan jelas, dan perbaikan APBDes bisa dilakukan dalam waktu hanya 2-3 hari.

“Keunggulan utama dari Si Cabe Pedes adalah kemudahan bagi pemerintah desa untuk berkonsultasi langsung mengenai anggaran dalam APBDes. Ini mempercepat proses evaluasi hingga tahap pencairan dana,” jelasnya.

Saat ini, sebanyak 21 desa di Kecamatan Juai telah didampingi melalui inovasi Si Cabe Pedes. Dengan keberhasilan ini, diharapkan inovasi tersebut dapat diterapkan di wilayah lain untuk mempercepat pembangunan desa secara lebih efektif dan efisien.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending