habarbalangan
Inovasi Perasaan di Tangkis Petakan Sebaran Penyakit ISPA dan Diare Balita

Paringin, Habar Balangan – Penanggulangan penyakit menular adalah upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan preventif yang ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian, membatasi penularan, serta penyebaran penyakit agar tidak meluas antardaerah maupun antarnegara serta berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/wabah.
Penduduk yang mengalami permasalahan penyakit tentunya diperlukan sebuah alat bantu yang bisa membantu dan mempermudah mengetahui penyebaran penyakit. Berbagai penyakit yang dialami oleh masyarakat perlu dilakukan tindakan lanjut yang cepat untuk mengatasinya.
Tindakan tersebut dapat berupa pencegahan dan pengobatan. Dalam pencegahan dan pengobatan perlu adanya pemetaan penyebaran penyakit disuatu wilayah agar penyakit tersebut tidak meluas ke daerah lain.
Plt Kepala Dinas Kesehatan PPKB Kabupaten Balangan, Ahmad Sauki, Senin (29/7/2024) mengatakan, dalam pemetaan penyebaran penyakit maka sistem pelaporan kegiatan program akan menghasilkan data. Data perlu dicatat, dianalisis dan dibuat laporan. Data adalah data siap pakai sehingga dapat dipresentasikan dalam bentuk tabel, grafik, atau dilaporkan dalam bentuk naratif.
“Data yang disajikan tersebut adalah informasi tentang pelaksanaan program dan perkembangan masalah kesehatan masyarakat agar menjadi pengetahuan bagi semua staf puskesmas. Sistem informasi geografis dapat digunakan untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi dan memvisualisasikan data spasial (keruangan) dan sistem informasi digunakan diberbagai bidang,” ujarnya.
Lebih lanjut salah satunya di bidang kesehatan yang digunakan sebagai penyedia data atribut dan spasial yang menggambarkan distribusi penderita suatu penyakit, pola atau model penyebaran penyakit, distribusi unit-unit jumlah tenaga medis, pelayanan kesehatan dan fasilitas pendukungnya.
Melalui sistem pemetaan penyakit yang dibangun, diharapkan pengaksesan informasi tentang titik dan angka penyebaran penyakit dapat lebih mudah sehingga kedepannya bisa mendapatkan penanggulangan dari pihak-pihak yang bersangkutan.
“SIG merupakan sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. SIG memiliki kemampuan untuk melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu dengan menampilkan dan menganalisa data. Aplikasi SIG saat ini tumbuh tidak hanya secara jumlah aplikasi namun juga bertambah dari jenis keragaman aplikasinya,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, permasalahan yang terjadi di Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan PPKB saat ini adalah adalah sistem pelaporan kasus ISPA dan diare balita dan analisis data kurang optimal.
Pengolahan data penyakit ISPA dan Diare Balita sesuai dengan format yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. Hal ini membuat analisis data yang dilakukan kurang optimal untuk kepentingan masyarakat. Karena data hanya tersampaikan oleh provinsi saja dan tidak terdesiminasikan oleh masyarakat luas
“Untuk mengatasi permasalahan di atas dilakukan langkah-langkah di antaranya dengan mengembangkan sistem pelaporan dan membuat mapping penyebaran penyakit ISPA dan diare balita, sehingga mempermudah akses informasi angka penyebaran penyakit berbasis koordinat dan respons penanggulangan dari pihak-pihak yang bersangkutanpun dapat semakin cepat dilakukan, maka dibuatkan sebuah inovasi bernama Perasaan di Tangkis (Peta Persebaran Penyakit ISPA dan Diare Balita Menggunakan Aplikasi QGIS),” tuturnya.
Ia menjelaskan, inovasi ini merupakan alat bantu untuk mempermudah mengetahui penyebaran penyakit ISPA dan diare balita. Berbagai penyakit yang dialami oleh masyarakat perlu dilakukan tindakan lanjut yang cepat untuk mengatasinya. Tindakan tersebut dapat berupa pencegahan dan pengobatan. Dalam pencegahan dan pengobatan perlu adanya pemetaan penyebaran penyakit di suatu wilayah agar penyakit tersebut tidak meluas ke daerah lain.
Sehingga lanjutnya dalam hal ini mempermudah pengambil kebijakan yang membutuhkan data persebaran penyakit ISPA dan diare balita secara real time namun akurat.
Kemudian adanya inovasi ini juga bermanfaat bagi penggunaan sistem informasi geografis tidak terbatas pada penyajian data akurat distribusi kasus penyakit berbasis koordinat/wilayah, identifikasi besar kecilnya sebuah kasus di sebuah wilayah, pemantauan persebaran penyakit, stratifikasi faktor risiko, namun mempermudah analisis data (analisis superimpose) dengan sebaran sumber daya (fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan) terdekat dalam rangka percepatan respons intervensi penanggulangan penyakit. Selain sebagai data perencanaan juga dengan dengan memasukkan data intervensi program penggulangan sebelumnya, kemudian dapat menjadi basis data terkait perencanaan keberlanjutan program ke depannya.
Adapun tujuan inovasi ini adalah mengumpulkan, mengelola, dan memvisualisasikan data spasial dan sistem informasi distribusi penderita penyakit ISPA dan diare, pola atau model penyebaran penyakit, distribusi unit-unit jumlah tenaga medis, pelayanan kesehatan dan fasilitas pendukungnya.
Kemudian mengetahui faktor risiko yang menyebabkan penyakit ISPA dan diare yang menyebabkan kematian secara rinci dan detail wilayah mana saja yang memiliki kasus yang tersebar
“Manfaat inovasi ini juga untuk meningkatkan akses informasi tentang titik dan angka penyebaran penyakit ISPA dan diare agar untuk memudahkan intervensi penanggulangan dari pihak tenaga kesehatan, meningkatkan hasil analisis dan sistem pelaporan kasus ISPA dan diare Kabupaten Balangan sebagai bahan pemberian respons intervensi penanggulangan dan meningkatkan diseminasi informasi kasus ISPA dan diare Kabupaten Balangan kepada SKPD provinsi dan masyarakat secara umum,” ujarnya.
Ia mengharapkan inovasi berupa aplikasi sistem informasi geografis ini dapat menyajikan data sebaran penyakit/kasus ISPA dan diare di Kabupaten Balangan, meningkatkan cakupan/ prosentase penderita ISPA dan diare yang tertangani dan terintervensi, dan menurunkan angka kasus ISPA dan diare karena dukungan sistem informasi yang akurat dan tepat sasaran.(MC Balangan)
-
HABAR ATR/BPN3 bulan ago
Kementerian ATR/BPN Bantah Isu 2026 Tanah Tak Bersertipikat Diambil Negara, Dirjen PHPT: Itu Tidak Benar
-
HABAR ATR/BPN3 bulan ago
Menteri Nusron Siap Lakukan Kunjungan Kerja ke Sulawesi Utara untuk Perkuat Kolaborasi Lintas Sektor
-
HABAR ATR/BPN3 bulan ago
Targetkan Predikat SAKIP A, Wamen Ossy Sampaikan Lima Strategi Utama yang Lebih Terukur dan Berdampak
-
HABAR ATR/BPN3 bulan ago
Tinjau Kantah Kota Denpasar, Wamen ATR/Waka BPN Tekankan Pentingnya Budaya Melayani
-
HABAR ATR/BPN3 bulan ago
Lantik 79 Pejabat Struktural Se-Indonesia, Menteri Nusron Tekankan Semangat Nationwide dan Sistem Meritokrasi
-
HABAR ATR/BPN3 bulan ago
Targetkan Predikat SAKIP A, Wamen Ossy Sampaikan Lima Strategi Utama yang Lebih Terukur dan Berdampak
-
HABAR ATR/BPN3 bulan ago
Lampaui Target Penyelesaian PTSL, Menko AHY dan Wamen Ossy Serahkan Langsung Sertipikat Masyarakat Kabupaten Pacitan
-
HABAR ATR/BPN3 bulan ago
SAKIP Cerminan Akuntabilitas Publik, Irjen dan Sekjen Kementerian ATR/BPN Tegaskan Peran Strategis Pemimpin dan Integritas Kinerja
-
HABAR ATR/BPN3 bulan ago
Kepala Biro Humas dan Protokol Kementerian ATR/BPN Tegaskan Tidak Ada Undang-Undang yang Membolehkan Privatisasi Pulau di Indonesia
-
HABAR ATR/BPN3 bulan ago
Satukan Komitmen Bersama Komnas HAM, Wamen Ossy Dorong Penyelesaian Konflik Agraria Berbasis HAM dengan Pelibatan Multipihak
-
HABAR ATR/BPN3 bulan ago
Rapat Bersama Badan Anggaran DPR RI, Sekjen Kementerian ATR/BPN Optimis Ada Peningkatan PNBP pada 2026